22 September 2012

HOLIMAN, KETUA BARU OSIS PERIODE 2012-2013

Sabtu (22/09) Suasana SMP Al-Ghazali terdengar gaduh. Bukan apa apa, para siswa berkumpul untuk mengikuti PILKASIS alias Pemilihan Ketua OSIS periode 2012-2013. Acara ini dilaksanakan di SMP AL-Ghazali dengan menjadikan ruang kelas 7 (tujuh) sebagai tempat pemungutan suaranya dari pukul 09.00 pagi hingga jam 13.00 siang.

PILKASIS kali ini dihelat dua putaran, yakni putaran pertama untuk pemilihan Calon Ketua dan putaran ke dua untuk pemilihan Ketua. Putaran pertama yang dilaksanakan pagi hari ini diikuti oleh empat bakal calon yang disusung oleh empat partai siswa. Bakal calon itu antara lain Suryadi, M Dikri, Holiman dan Aprilia. Setelah perhitungan suara putaran pertama selesai, Aprilia dan Holiman berhasil masuk dalam putaran ke dua. Keduanya memenuhi syarat untuk masuk putaran ke dua, yaitu dengan dukungan minimal lima suara.
Putaran ke dua dilaksanakan setelah shalat dzuhur setelah sebelumnya semua siswa melakukan salah satu kegiatan rutin, shalat dzuhur jama'ah. Akhirnya, setelah perhitungan suara tadi, Holiman berhasil menyingkirkan saingannya, Aprilia dengan dukungan lebih dari 60% suara.

Dengan terpilihnya Holiman sebagai ketua baru OSIS SMP Al-Ghazali periode 2012-2013, harapan keberlangsungan hidup OSIS SMP Al-Ghazali telah kembali memulai titik awal barunya yang cerah. Dan dengan terpilihnya Holiman ini, maka selesai pula acara PILKASIS yang dihelat sejak 19 Oktober lalu ini.

Semoga, Holiman bisa membawa OSIS SMP Al-Ghazali menjadi lebih baik dan lebih progresif!

Go a head!!!

07 September 2012

Mengenal Imam Al-Ghazali

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i atau yang lebih dikenal sebagai Imam Al-Ghazali lahir di Thus pada 1058 M / 450 H dan meninggal di Thus pada tahun 1111 M / 14 Jumadil Akhir 505 H. Beliau adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.
Beliau memiliki gelar al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (Iran). Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafi'i. Beliau berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.

Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Ia digelar Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut. Ia sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Ia berjaya menguasai pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia juga sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan. Sebelum beliau memulai pengembaraan, beliau telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami. Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Ia telah mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Madinah, Jerusalem, dan Mesir. Ia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil lagi beliau telah dididik dengan akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan beliau benci kepada sifat riya, megah, sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Ia sangat kuat beribadat, wara', zuhud, dan tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan, kemegahan dan mencari sesuatu untuk mendapat ridha Allah SWT.

Pada tingkat dasar, beliau mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini membolehkan beliau menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap ilmu, beliau mula mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih,filsafat, dan mempelajari segala pendapat keeempat mazhab hingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas itu, beliau melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, beliau telah dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian beliau dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana. Ia telah mengembara ke beberapa tempat seperti Mekkah,Madinah,Mesir dan Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana untuk mendalami ilmu pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, beliau menulis kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran manusia dalam semua masalah.

Adapun beberapa diantara buku buku yang pernah beliau tulis adalah:
  • Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama), merupakan karyanya yang terkenal
  • Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)
  • Misykah al-Anwar (The Niche of Lights)
  • Maqasid al-Falasifah
  • Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rushdi dalam buku Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence).
  • Al-Mushtasfa min `Ilm al-Ushul
  • Mi`yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge)
  • al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance)
  • Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Ghazali

06 September 2012

Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur'an

"Al-Qur’an ini menjadi rahmat, umumnya bagi semesta alam dan khususnya bagi manusia. Dalam berbagai ayatnya, Al-Qur’an banyak memperbincangkan tentang manusia dan rahasia kehidupannya dalam segala aspek yang berkaitan dengannya."
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt sebagai rahmat bagi semesta alam. Sebagaimana Rasulullah Saw yang kepadanya diturunkan Al-Qur’an adalah rahmat bagi semesta alam. Allah Swt berfirman: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya’: 107)
Al-Qur’an ini menjadi rahmat, umumnya bagi semesta alam dan khususnya bagi manusia. Dalam berbagai ayatnya, Al-Qur’an banyak memperbincangkan tentang manusia dan rahasia kehidupannya dalam segala aspek yang berkaitan dengannya. Misalnya tentang penciptaan manusia, kejiwaan manusia, tujuan hidup manusia, dan lain sebagainya.
Sebagai keutamaan dari kitab suci Al-Qur’an, kebenaran dari setiap kata dan kalimat yang terdapat di dalamnya, dapat dibuktikan secara ilmiah. Para ilmuwan telah banyak menemukan bukti-bukti ilmiah ini, sehingga dugaan orang-orang yang menuduh Al-Qur’an dengan tidak benar dapat dibantah.
Yang akan kami bicarakan berikut ini menyangkut salah satu aspek yang berkaitan dengan manusia, yaitu masalah penciptaan manusia.
Al-Qur’an telah menegaskan bahwa manusia diciptakan secara khusus. Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS Shaad: 71-72)
Dalam ayat lain, Allah Swt berfirman: “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani…” (QS Faathir: 11)
Kemudian, dalam ayat Al-Qur’an, kita mendapatkan bahwa Allah Swt menegaskan penciptaan manusia ini dengan menggunakan kata ‘Qad’ yang sebelumnya didahului dengan ‘lam’ yang memiliki fungsi penegasan (lâm ta’kîd). Allah Swt berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya.” (QS Qaaf: 16)
Demikianlah, Al-Qur’an menegaskan kekhususan penciptaan manusia. Namun orang-orang sesat yang tidak mau mengakui kebenaran Al-Qur’an menuduh Al-Qur’an bohong, karena menurut mereka, manusia tercipta sebagai hasil dari evolusi makhluk lainnya. Makhluk yang mendahului wujud asli manusia ini, mereka sebut sebagai ‘bapak’ bagi setiap binatang menyusui.
Akan tetapi kebohongan mereka, akhirnya terbongkar juga. Pada 1986, ketika para ahli arkeologi menemukan sebuah fosil kera di Afrika, mereka menyimpulkan secara tegas tanpa ada keraguan, bahwa antara kera dan manusia tidak ada hubungan sama sekali dalam asal penciptaannya. Lihatlah bagaimana kebenaran senantiasa unggul di atas kebatilan?
Al-Quran sendiri, ketika menceritakan tentang penciptaan manusia, petunjuk yang terkandung didalamnya mengandung kebenaran yang dapat dibuktikan secara ilmiah.
Kita perhatikan apa yang dikatakan al-Quran tentang penciptaan manusia ini. Allah Swt berfirman: “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air.” (QS Al-Furqan: 54)
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani.” (QS Faathir: 11)
“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu pada kali yang lainnya.” (QS Thaaha: 55)
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?” (QS Al-Mursalat: 20)
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati).” (QS Ath-Thaariq: 5-8)
Dan banyak ayat lainnya yang seluruhnya menunjukkan bukti ilmiah yang terdapat dalam Al-Qur’an. Misalnya, dalam firman-Nya “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air”, Allah Swt menegaskan bahwa asal penciptaan manusia adalah air. Ayat ini sesuai dengan bukti ilmiah yang mengatakan bahwa kira-kira 75 persen dari berat manusia adalah air.
Karenanya air sebagai asal segala sesuatu yang diciptakan, merupakan unsur terpenting bagi setiap proses kehidupan. Dalam tubuh manusia, air berfungsi untuk melunakkah bahan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya hingga mudah untuk dicerna.
Mengamati pembahasan Al-Qur’an tentang penciptaan manusia, kita mendapatkan sebagian orang yang senantiasa meragukan kebenaran Al-Qur’an, menentang apa yang telah disampaikan Al-Qur’an tentang penciptaan manusia ini. Yaitu ketika mereka mengatakan bahwa Al-Qur’an tidak konsisten dalam menyebutkan asal penciptaan manusia. Menurut mereka, dalam salah satu ayat dikatakan: “Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu”. Sedangkan dalam ayat lain disebutkan: “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air”.
Dan dalam ayat lain dinyatakan: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Dan dalam ayat lain: “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani”. Bagaimana penafsiran atas beberapa ayat yang saling bertentangan ini?
Demikianlah mereka meragukan kebenaran Al-Qur’an. Sebelum kami mematahkan argumen mereka, perlu kami ingatkan hal penting berikut ini: Siapa pun yang ingin mendapatkan hakikat kebenaran yang menyangkut suatu hal tertentu, maka pertama kali ia harus melepaskan diri dari penilaian subyektifnya. Karena bagaimana ia akan berdialog secara jujur dan obyektif dengan orang lain tentang sesuatu hal yang ia sukai? Jika ia tidak mau melepaskan subyektifitasnya? Tentunya ia akan cenderung membenarkan apa yang disukainya. Kemudian bagaimana ia akan berdialog secara jujur dan obyektif tentang suatu hal yang ia benci? Jika ia tidak mau melepaskan subyektifitasnya? Tentunya ia akan cenderung untuk menyalahkan apa yang dibencinya.
Dan pada realitanya, memerhatikan orang-orang yang memusuhi Islam dan menentang isi Al-Qur’an, kita hanya mendapatkan sedikit dari mereka yang mau melepaskan subyektifitas mereka. Sebaliknya, kita menemukan hati mereka telah dikuasai oleh kedengkian dan kebencian kepada Islam.
Kedengkian yang menutupi mata hati mereka, sehingga mereka tidak akan dapat menemukan kebenaran sejati yang mereka idam-idamkan. Namun meski demikian, kami telah siap untuk mendiskusikan hal ini dengan mereka secara ilmiah dan obyektif.
Memerhatikan Al-Qur’an melalui ayat-ayatnya yang membicarakan tentang penciptaan manusia, kita akan mendapatkan bahwa ia senantiasa menggunakan kata ‘min’ yang memiliki arti ‘dari sebagian’ (juz-iyyah). Ketika Allah Swt berfirman: “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air”, maka kalimat ‘dari air’ berarti sebagian unsur-unsur yang membentuk manusia, diambil dari air. Mengenai berapa persen kadar air dalam penciptaan manusia, maka hakikatnya, hanya Allah Swt yang mengetahuinya. Karena ‘penciptaan’ (al-khalqu) merupakan sifat yang hanya dimiliki oleh Allah Swt.
Untuk mempermudah penjelasannya, kami berikan contoh berikut: misalkan seseorang memliki bahan mentah A, lalu ia mengolahnya menjadi bahan B, kemudian diubah sehingga menjadi bahan C dan terakhir menjadi benda D. Tentang penciptaan benda D yang telah mencapai bentuk jadinya, setelah mengalami beberapa proses perubahan, kita bisa saja mengatakan bahwa D berasal dari bahan A, atau bahan B atau dari bahan C.
Bagi Allah-lah sifat yang Maha Tinggi. Dia berfirman: “Tiada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Asy-Syuura: 11)
Sebagaimana kalau kita perhatikan ayat lainnya, yang mengatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah (thîn)—”Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”—kita mendapatkan hal yang sama, yaitu penggunaan huruf ‘min’ yang menunjukkan arti kata ‘sebagian’.
Dan seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, jenis tanah ini atau thîn adalah merupakan perpaduan antara air dan debu (turâb). Mengenai cara pencampurannya dan hakikatnya, serta kadar masing-masing unsur pembentuk manusia, maka hal itu tidak ada yang mengetahuinya, kecuali Allah Swt.
Sebagian dari musuh Islam, ada juga yang membuat bantahan atas firman Allah Swt: “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani”. Mereka berkata, “Dari apa sebenarnya manusia diciptakan? Apakah dari tanah (debu)? Atau dari air mani? Jika benar manusia diciptakan dari tanah sekaligus dari air mani, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kami katakan, sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya, bahwa manusia tercipta dari gabungan beberapa unsur zat yang berjumlah 16, jumlah yang sama yang menjadi unsur zat yang membentuk tanah (turâb).
Dan manusia mempunyai komposisi khusus dalam perpaduan antara unsur-unsur ini dalam persentase kadarnya. Tidak ada seorang pun yang memiliki kesamaan kadar unsur-unsur yang membentuk tubuhnya. Allah Swt telah mengatur itu semua dengan kekuasaan dan pengetahuan-Nya. Dia telah menetapkan komposisi unsur-unsur tanah ini sesuai kehendak-Nya. Inilah tahapan pertama bagi penciptaan manusia dari unsur tanah.
Selanjutnya, unsur-unsur yang akan membentuk manusia itu sesuai kadar yang telah ditentukan berubah dalam bentuk janin, ketika dua orang manusia yang berlainan jenis melakukan hubungan badan, dan terjadi pertemuan antara sperma laki-laki dengan sel telur perempuan yang kemudian berproses menjadi janin. Demikianlah Allah Swt menetapkan unsur-unsur tanah dan air mani, untuk menciptakan seorang manusia.
Untuk memudahkan penjelasannya, kami berikan gambaran berikut ini, seorang ilmuwan, ketika memiliki keinginan untuk membuat hasil karya tertentu, terlebih dahulu, ia menetapkan bahan-bahan tertentu sesuai yang ia butuhkan sebelum ia memulai pekerjaannya. Setelah bahan yang dibutuhkan tersedia sesuai kuantitas dan kualitas yang diperlukan, maka ia dengan mudah dapat menghasilkan karyanya. Demikianlah Allah Swt menentukan unsur-unsur yang digunakan-Nya untuk menciptakan manusia. Dan bagi-Nya Sifat Yang Maha Tinggi.
Sesungguhnya ayat-ayat Allah Swt yang terdapat dalam Al-Qur’an, mudah untuk dicerna oleh akal, karena logis dan sesuai dengan realita. Hanya orang-orang yang akal dan hatinya tertutupi ‘kedengkian’ yang tidak mendapatkan petunjuk-Nya.
Selanjutnya dalam ayat lain, Allah Swt menjelaskan bahwa air yang darinya manusia diciptakan adalah air mani yang dalam bahasa Arabnya disebut “maa-un mahiin” atau “maa-un hayyin”, yang memiliki arti sebagai air yang mempunyai potensi kehidupan yang lemah. Dan sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya, bahwa Allah Swt pun telah menciptakan manusia dari air mani (nuthfah). Nuthfah ini adalah air mani laki-laki atau sperma.
Untuk dapat memahami petunjuk ilmiah yang ada dalam firman Allah Swt: “Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?” kita sebaiknya memberikan penjelasan tentang kelompok binatang bersperma atau spermatozoon.
Spermatozoon, sebagaimana tampak dalam gambar, terdiri dari bagian kepala, bagian tengah dan bagian ekor. Dengan menggunakan ekornya ini, binatang ini hidup dalam saluran air mani yang memberinya makanan. Dan dikarenakan binatang ini merupakan makhluk hidup, maka tentunya ia juga berasal dari air, sesuai firman-Nya: “Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup”.
Namun kekuatan yang dimiliki binatang ini sangat lemah, sehingga kebanyakan dari spermatozoon ini mati ketika terjadi pembuahan (fertilisasi). Akan tetapi, dengan kekuasaan Allah, seseorang ketika mengeluarkan air maninya, jumlah yang ia keluarkan, bisa mencapai 300 sampai 500 juta spermatozoon. Hal itu sebagai tanda ke Maha Tahuan Allah, karena dari jutaan spermatozoon ini akan mati, saat terjadi pembuahan antara sperma laki-laki dan sel telur perempuan.
Meskipun binatang ini lemah, namun binatang inilah yang menjadi penentu jenis kelamin dari janin yang dikandung, apakah laki-laki atau perempuan. Pengetahuan ilmiah ini, secara menakjubkan dijelaskan Al-Qur’an dalam kata-kata yang singkat namun padat, ketika Allah Swt berfirman: “Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?”
Terlebih lagi, jika kita memerhatikan cara pengungkapan di atas, di mana Al-Qur’an menyampaikannya dalam bentuk pertanyaan. Seolah-olah Allah berkata kepada semua manusia—baik yang beriman kepada-Nya maupun yang tidak beriman dan mengingkari kekuasan-Nya: “Adakan penelitian oleh kalian berdasarkan ilmu genetika yang telah kalian dapatkan! Lalu periksalah kondisi spermatozoon ini. Kemudian bandingkan antara penemuan ilmiah yang kalian dapatkan dengan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an!”
Jika kalian mendapatkan kebenaran dalam Al-Qur’an, maka berimanlah! Dan jika tidak, maka kalian bebas berbuat apa saja! Demikianlah cara pengungkapan Al-Qur’an. Dan pada realistasnya, tidak mungkin akan terjadi perbedaan antara ilmu pengetahuan dan apa yang terdapat dalam Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an sebagai Kitab Suci yang diturunkan Allah, tidak mungkin di dalamnya terdapat kebohongan dan kebatilan. Karena yang menurunkannya adalah Allah, yang telah menciptakan manusia dan alam semesta ini. Bagaimana realitas kehidupan dan penciptaan akan bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh penciptanya.
Selanjutnya, kita akan mencoba menjelaskan tentang petunjuk ilmiah lainnya, yang terdapat dalam firman Allah Swt: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging, yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.” (QS Al-Hajj: 5)
Pada bagian terdahulu, telah dijelaskan tentang tahapan penciptaan manusia dari air mani, di mana sebelumnya kadar unsur-unsur tanah bagi penciptaan seorang manusia, telah ditentukan oleh Allah. Dalam pembahasan berikut ini, kami akan menjelaskan kelanjutan dari tahapan tersebut, di mana Allah telah menentukan peta gen tertentu yang mengandung semua sifat keturunan bagi seorang manusia yang akan diciptakan-Nya. Dalam peta gen ini, Allah menentukan lokasi dan fungsi dari setiap gen yang dibawa oleh kromoson-kromoson yang terjalin dalam sebuah jaringan.
Janin pada pertama kalinya terbentuk dari sel yang dinamakan zygote yang dihasilkan dari pembuahan antara sperma dan sel telur. Kandungan sifat keturunan yang dimiliki oleh masing-masing orang tua, yang dibawa melalui kromoson inilah yang mengarahkan pembentukan janin dan perkembangannya. Peta kromoson ini, seperti buku panduan yang tidak mungkin ditiru dan disalin seperti aslinya, meskipun dengan menggunakan ilmu dan teknologi tinggi. (Perhatikan! Peta kromoson mengatakan dengan pasti akan kesaksiannya bahwa “Tiada Tuhan selain Allah”).
Namun sebelum proses pembentukan janin dan perkembangannya, terjadi proses penentuan jenis kelaminnya dikarenakan adanya perbedaan perkembangan antara janin laki-laki dan perempuan dan perbedaan anggota tubuhnya. Yang berfungsi untuk menentukan jenis kelamin ini, adalah nuthfah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Al-Qur’an secara ringkas dalam firman Allah: “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani (nuthfah).” (QS Al-Hijr: 26)
Setelah penentuan jenis kelamin janin dan proses pemindahan kandungan sifat keturunan orang tua yang dibawa oleh kromoson, selanjutnya adalah periode berikutnya yaitu periode alaqah atau segumpal darah.
Al-alaqah dalam bahasa Arab berarti darah yang membeku. Dan hal ini terbukti setelah dilakukan pengambilan gambar atas janin pada periode ini dalam bentuk darah yang membeku, di mana anggota tubuh belum terbentuk. Setelah dilakukan pengambilan gambar pada periode selanjutnya, didapatkan bahwa janin telah berubah dalam bentuk segumpal daging (mudh-ghoh) yang menampakkan bentuk tubuh yang sempurna dan yang belum sempurna. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran: “kemudian dari segumpal daging, yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna”.
Daging ini kemudian menempel di dinding rahim sampai waktu yang ditentukan-Nya, yaitu waktu kelahiran. Rahim bagi janin adalah seperti tempat tinggal dimana ia menetap di dalamnya selama beberapa waktu tertentu sampai saatnya ia keluar ke alam dunia.
Dari penjelasan di atas, apa yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern dengan bantuan teknologi canggih, telah dijelaskan oleh Al-Qur’an 14 abad yang lalu. Apakah musuh-musuh Islam, setelah ini, masih dapat mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah buatan Muhammad Saw?
Sama sekali tidak! Karena sesungguhnya, Al-Qur’an ini adalah kalam Allah yang telah berfirman: “Dan Kami turunkan (Al-Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya dan Al-Qur’an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran.” (QS Al-Israa: 17)
Coba kita perhatikan firman Allah Swt berikut ini yang terdapat dalam surah Ath-Thariq: “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati).”
Dalam ayat di atas, Allah Swt menyuruh manusia untuk berpikir dan meneliti, bagaimana ia diciptakan? Dan dari apa dia diciptakan? Jawabannya: Dari air! Sebagaimana kita jelaskan sebelumnya. Namun dalam kalimat berikutnya, Allah menyebutkan sifat dari air itu dengan kata ‘daafiq’. Artinya air yang bergerak dan hidup. Dan hal inilah yang telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern. Berdasarkan sains, spermatozoon bergerak dengan menggunakan ekornya dalam salurah air mani sehingga bertemu dengan sel telur dan terjadi pembuahan di antara keduanya.(Republika)
Oleh: Dr. Abdul Basith Jamal & Dr. Daliya Shadiq Jamal

Manfaat Kunyit

Khasiat Kunyit Hitam- Tanaman Kunyit Hitam adalah merupakan sejenis kunyit yang saat ini jarang kita temui, khasiat kunyit hitam mempunyai khasiat pengobatan yang sangat manjur. Bentuk Kunyit Hitam sama seperti kunyit biasa tetapi rizom nya yang berwarna hitam gelap jika sudah cukup matang. Jika masih muda warna nya unggu gelap. Tulang daun nya di sebelah belakang berwarna hitam, jika masih muda maka warna akarnya coklat jernih.

Cara Pembiakan dan Pemeliharaan Kunyit Hitam – Walaupun cara Pembiakan dan penanaman sama dengan kunyit biasa, namun Kunyit Hitam ini memerlukan Pemeliharaan yang rapi dan sangat rumit. Tanah nya mesti bercampur dengan pasir dan memerlukan tanah yang lembab dan air yang cukup tetapi jangan terlalu banyak air. Kunyit Hitam ini bertunas dalam masa yang sangat lama dan kadang kala selama 3 bulan baru bertunas.


Khasiat Kunyit Hitam dan Manfaat Kunyit Hitam

Khasiat Kunyit Hitam dapat di gunakan untuk mengobati penyakit BARAH dan KUSTA
Bisa di gunakan untuk bahan tradisional obat AWET MUDA
Sangat bagus untuk membuang lemak dalam perut dan menguruskan badan
Jika di campur herbal lain bisa mengobati Demam Berdarah


semoga manfaat ini berguna untuk semuanya.

05 September 2012

Kontak Sekolah












Sekolah Menengah Pertama Al-Ghazali
Jl. Raya Tenggina Batang Batang, LPI Al-Ghazali, RT 01 / RW 10, Dusun Tenggina, Desa Batang Batang Daya, Kec. Batang Batang, kab. Sumenep, Madura
Telp: 0328 - 511720
email : smpalghazali@gmail.com

Lihat LPI AL-GHAZALI BATANG-BATANG SUMENEP MADURA di peta yang lebih besar

Visi Misi

Visi
Menjadikan diri setiap insan memahami bahwa tak ada satupun yang sia-sia dan meyakini akan penciptaannya.

Misi
- Mengembangkan pemahaman IPTEK
- Menjadikan insan yang berwawasan dan terampil
- Memberikan nuansa keagamaan yang sesuai dengan   sunnah dan Al-Quran

Sejarah Singkat

Maaf, masih dalam tahap perbaikan!
Silahkan kembali lagi nanti.

Ekstra Kurikuler Siswa

Maaf, masih dalam tahap perbaikan!
Silahkan kembali lagi nanti.

04 September 2012

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Maaf, sedang dalam perbaikan!

Program Intensif Bahasa Inggris

Program Intensif Bahasa Inggris adalah salah satu program peningkatan kemampuan Bahasa Inggris siswa siswa SMP Al-Ghazali Kab. Sumenep. Program ini dilaksanakan lima hari dalam 1 minggu untuk seluruh siswa siswi SMP Al-Ghazali.

Target utama program ini adalah meningkatkan kemampuan siswa siswi kami dalam, khususnya, berbicara dengan menggunakan Bahasa Inggris, sehingga nantinya, mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan tambahan dari referensi referensi berbahasa Inggris.